Membahas Topik Seputar | Koleksi Buku | Resensi Buku | Perpustakaan Mini | Di Dalam Rumah

Safir Senduk: 5 Kiat Mengelola Gaji Agar Bisa Kaya Meskipun Anda Sebagai Karyawan


Kebanyakan orang yang ingin menjadi kaya, tidak betah berlama-lama menjadi karyawan. Mereka ingin segera mengakhiri karir jadi karyawan lantas membuka usaha atau menjalankan bisnis sendiri.

Dalam kondisi dilematis diatas, akan timbul pertanyaan: “Benarkah bekerja sebagai karyawan tidak bisa membuat Anda menjadi Kaya?” Jawaban mengejutkan Anda dapatkan dalam buku Safir Senduk: Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?”

Tidak selamanya menjadi karyawan tidak akan membuat Anda kaya. Bila Anda mampu mengelola gaji dengan baik, Anda pun dapat menjadi seorang yang kaya. Anda dan siapapun yang pertama membaca buku ini merasa kaget sekaligus tidak percaya.

Akan tetapi dengan 5 cara yang tergolong sederhana dapat membantu Anda untuk mewujudkan cita-cita Anda menjadi kaya. Cara sederhana ini sebenarnya sudah lama dikenal, akan tetapi tidak dijalankan dengan disiplin, sehingga hasilnya juga nihil.

Buku ini memang tergolong buku lawas, banyak orang telah melupakan dan beranggapan bahwa sudah tidak relevan untuk saat sekarang. Namun saya pribadi beranggapan bahwa buku ini masih sangat relevan dengan keadaan sekarang.

Dalam buku tersebut, ada 5 kiat mengelola Gaji agar seorang karyawan bisa jadi Kaya. Apa saja 5 kiat tersebut, berikut penelusurannya untuk Anda:

Kiat #1: Beli & Miliki Sebanyak Mungkin Harta Produktif

Harta produktif adalah harta yang dapat memberikan manfaat secara finansial. Ini artinya, Anda secara tidak langsung telah menciptakan aset produktif untuk memberikan Anda penghasilan pasif.

Apa saja harta yang tergolong produktif?
Secara prinsif, harta produktif tergolong dalam 4 kelompok besar antara lain:
(1)    Produk Investasi; merupakan satu jenis harta yang memberikan penghasilan kepada Anda, baik secara rutin maupun hanya sekali, contoh Deposito di Bank dan Coin Emas.

(2)   Bisnis atau Usaha; merupakan salah satu harta yang dapat memberikan penghasilan kepada Anda. Contoh bisnis jualan online, internet marketing, Adsense, blogging.


(3)   Harta Yang Disewakan; sebuah harta konsumtif yang disewakan akan memberikan tambahan penghasilan bagi Anda. Contoh sepeda motor disewakan untuk ojek, mobil untuk rental, rental komputer dan pengetikan, printer, untuk mencetak.

(4)   Barang Ciptaan, merupakan barang ciptaan yang Anda buat sendiri. Barang yang dibuat dan diproduksi secara massal, lalu dijual kepasaran. Dari hasil penjualan Anda akan mendapat royalti. Royalti umumnya penghasilan terus menerus dari penjualan barang atau yang sifatnya ciptaan.

Ada 3 cara yang dapat Anda lakukan untuk membeli dan memiliki harta produktif:
  • Tentukan jenis harta produktif yang ingin Anda miliki.
  • Tuliskan pos-pos harta produktif yang Anda inginkan tersebut ke dalam kolom harta produktif
  • Segera setelah mendapatkan gaji, prioritaskan untuk memiliki pos-pos harta produktif sebelum Anda membayar pengeluaran Anda yang lain. Jika perlu, pelajari secara mendalam seluk beluk harta produktif tersebut. 

Kiat #2: Atur Pengeluaran Anda


Bila Anda telah memiliki keluarga, itulah saat yang tepat bagi Anda untuk melakukan rapat kecil dalam keluarga terutama bersma isteri. Dalam mengatur pengeluaran Anda, ada 3 hal prinsip yang perlu Anda perhatikan.
  • Bedakan antara kebutuhan dan keinginan
Dalam mengelola gaji, Anda haru memahami terlebih dahulu mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan menuntut suatu keharusan dan segera dipenuhi, sementara keinginan, dapat dilaksanakan bila kebutuhan telah terpenuhi.
  • Pilihlah prioritas terlebih dahulu

Untuk mendapatkan hasil yang baik, sebaiknya Anda harus bisa menentukan prioritas dalam kehidupan keluarga Anda. Ada tiga kelompok prioritas yaitu

(1) Biaya Hidup, merupakan pos pengeluaran yang biasa Anda lakukan agar Anda, keluarga Anda serta rumah Anda tetap hidup. (2) Cicilan Utang, semua pos pembayaran utang yang biasa Anda lakukan setiap bulan. (3) Premi Asuransi, pengeluaran rutin Anda untuk membayar premi asuransi, seperti asuransi kesehatan/kerugian, pendidikan, rumah, kendaraan.

Berikut urutan prioritas yang tentunya dapat menjadi rujukan Anda: Cicilan Utang, kemudian Premi Asuransi dan terakhir Biaya Hidup. 
  • Ketahui cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran.
Kata kunci dari cara ini adalah penghematan. Untuk penghematan sendiri Anda harus memahami betul makna dari kata hemat. Hemat itu berarti mencari cara agar Anda bisa mengeluarkan uang yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan yang sama.

Hemat bukan berarti menyiksa dan membuat diri Anda maupun keluarga Anda menderita bukan.

Ada 3 kiat mudah dalam mengatur pengeluaran Anda:
  1. Usahakan, kalau perlu sedikit lebih keras pada diri Anda sendiri untuk tidak mengalami defisit. Karena defisit merupakan sumber semua masalah besar yang akan muncul dimasa mendatang.
  2. Prioriaskan pembayaran cicilan utang, kemudian premi asuransi dan terakhir biaya hidup.
  3. Pelajari tips mengeluarkan uang secara bijak untuk setiap pos pengeluaran.

Kiat #3: Hati-hati dengan Utang


Perbedaan mendasar antara nabung dan ngutang adalah sebagai berikut: menabung berarti bersusah-susah dahulu lalu bersantai kemudian. Dalam hal ini, Anda bekerja keras dideoan, setelah itu merasakan nikmatnya kemudian. Ngutang berarti bersantai-santai dahulu, kemudian merasakan susahnya kemudian.

Kebanyakan orang lebih senang ngutang dibandingkan nabung. Untuk itulah banyak penelitian membuktikan bahwa sekitar 10% saja orang yang sukses dimasa tua, sementara sisanya masih harus bekerja hingga masa tua.

Ketahuilah kapan waktunya Anda boleh berutang: (1) ketika utang itu digunakan untuk sesuatu yang produktif, contoh modal bisnis. (2) ketika utang itu digunakan untuk membeli barang yang nilainya hampir pasti akan naik, contoh tanah, property. (3) ketika Anda tidak punya cukup uang tunai untuk membeli barang-barang yang benar-benar Anda butuhkan, walaupun nilai barang itu menurun, contoh kulkas, kompor gas, lemari.

Pahami, kapan sebaiknya Anda tidak berutang? terkadang pertanyaan ini sulit untuk dijawab. Akan tetapi, gambarannya seperti ini: Sebaiknya Anda tidak berutang ketika barang yang Anda beli nilainya menurun, dan Anda punya uang untuk membelinya secara tunai.

Berikut ini ada 3 tips sebelum Anda memutuskan untuk mengambil utang: (1) Pilih dengan siapa Anda berutang, contoh Bank, Perusahaan Pembiayaan, Pegadaian dan Koperasi. (2) Ambil cicilan utang yang sesuai dengan penghasilan Anda, maksimal 30% dari penghasilan Anda. (3) Perhatikan prosedur pembayaran cicilan utang Anda.

Buat Anda yang sudah terlanjur memiliki hutang: (1) Tinjau kembali kemampuan Anda dalam membayar cicilan hutang, caranya dengan negosiasi pada pihak pemberi hutang. (2) Jalin hubungan baik dengan si pemberi hutang, hal ini akan memudahkan Anda jika Anda mendapati masalah. (3) Kadang-kadang (tidak selalu ya!) tidak apa-apa melakukan gali lobang tutup lobang.

Kiat #4: Sisihkan untuk Masa Depan

Ada 4 alasan mengapa orang tidak mempersiapkan dana sejak awal untuk membayar pos-pos pengeluaran yang penting dimasa depan, siantaranya:

  1. Merasa belum urgent (mendesak), toh masih lama.
  2. Merasa tidak perlu lagi, toh sekarang sudah cukup dana.
  3. Merasa tidak perlu lagi, toh sekarang penghasilan saya sudah cukup besar.
  4. Bersikap pasrah. Biarkan saja hidup ini mengalir seperti air, toh nanti uangnya akan datang sendiri.

Alasan-alasan inilah yang nantinya menjadi ancaman finansial Anda dimasa yang akan datang. Untuk itu perlu Anda hindari alasan tersebut agar Anda tidak menyesal.

Setidaknya ada 5 pos pengeluaran yang umumnya harus Anda persiapkan sejak sekarang. Apa saja 5 pos pengeluaran tersebut:

  1. Biaya Pendidikan Anak,
  2. Dana Pensiun Anda,
  3. Property dan kepemilikan lain.
  4. Bisnis Pribadi setelah pensiun,
  5. Dana untuk Liburan dan Perjalanan Ibadah.

Ada 3 cara yang harus Anda lakukan untuk mempersiapkan pos-pos pengeluaran dimasa yang akan datang:
  1. Ambilah secarik kertas, lalu tuliskan pos pengeluaran yang perlu Anda persiapkan untuk masa yang akan datang.
  2. Untuk masing-masing pos pengeluaran, tulis alternatif yang akan Anda tempuh agar bisa mempersiapkan dananya.
  3. Sisihkan gaji dan bonus-bonus Anda mulai dari sekarang untuk mempersiapkannya .

Kiat #5: Miliki Proteksi

Proteksi diibaratkan sebagai payung dalam kehidupan Anda. Anda tentu tahu fungsi dari payung bukan? Payung berfungsi melindungi kita pada saat terjadi hujan ataupun panas. Proteksi ini diperlukan untuk perlindungan jika terjadi resiko pada Anda maupun keluarga Anda.

Ada 6 jenis resiko yang mungkin saja terjadi dalam kehidupan Anda dan keluarga Anda, diantaranya:
  1. Kematian,
  2. Kecelakaan,
  3. Sakit,
  4. Musibah pada Rumah,
  5. Musibah pada Kendaraan,
  6. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Untuk meminimalisir 6 resiko diatas, tentu kita harus pintar-pintar dalam merencanakan keuangan. Ada 3 hal yang bisa Anda lakukan untuk memproteksi akibat resiko tersebut, antara lain:
  1. Miliki Asuransi, ada 3 jenis asuransi yang umumnya dikenal yaitu: Asuransi Jiwa; Asuransi Kesehatan dan Asuransi Kerugian. Ketiga jenis asuransi ini memiliki keunggulan dan karakteristik masing-masing, jadi pilihlah secara cermat.
  2. Miliki Dana Cadangan, milikilah tabungan setidaknya untuk membayar/mencukupi kebutuhan Anda dan keluarga Anda paling tidak untuk jangka waktu 6 bulan. Jika bisa sampai 12 bulan akan lebih baik, jika Anda tidak mendapat gaji sekalipun  Anda masih bisa bertahan hidup.
  3. Miliki sumber penghasilan lain diluar gaji, (kalau memungkinkan bisa didapat secara terus menerus). Ada 2 jenis penghasilan diluar gaji yaitu (1) Bisnis, carilah peluang bisnis yang tidak menggangu waktu kerja Anda. (2) Produk Investasi, yang memberikan pendapatan tetap seperti Reksadana, Saham, dan Property.

Berikut 3 cara yang dapat Anda lakukan untuk memiliki proteksi:

  1. Miliki asuransi, entah asuransi jiwa, asuransi kesehatan, atau asuransi kerugian. Syukur kalau dari beberapa dari jenis jasa asuransi itu sudah dibayari oleh kantor. Kalau tidak, beli saja dengan biaya sendiri.

  1. Miliki dana cadangan sebagai proteksi jangka pendek kalau Anda kehilangan  penghasilan dan tidak mendapatkan uang pesangon, atau kalau uang pesangonn Anda sangat kecil.

  1. Miliki Sumber Penghasilan Lain di Luar Gaji yang kalau bisa didapat secara terus-menerus, sebagai proteksi jangka panjang dari gaji Anda yang sewaktuwaktu bisa saja terancam berhenti.

Itulah 5 Kiat Praktis dalam Mengelola Gaji agar Bisa Kaya dalam sebuah buku yang ditulis oleh Safir Senduk perencana keuangan. Semoga dengan pencerahan ini, kita yang bekerja sebagai karyawan tidak lantas menjadi kecewa karena cita-cita kaya hanya sebatas angan.

Berikut 3 kutipan testimoni orang-orang yang telah membaca buku ini:
“Akhirnya … tidak perlu berhenti kerja dari kantor untuk jadi kaya. Buku ini memberikan kiat-kiat yang sederhana, tapi powerful untuk menjamin masa depan.”
Fifi Aleyda Yahya (Presenter – Metro TV)
“… kiat-kiat dalam buku ini telah mematahkan teori Kiyosaki bahwa hanya pengusaha atau investor yang bisa menjadi kaya.”
Gung Panggodo Supryanto (Redaktur Eksekutif – Tabloid Bisnis Uang)
“Buku ini berusaha menepis gambaran umum bahwa yang namanya karyawan nggak bisa kaya. Dan ternyata berhasil …!”
Arief Agus “Lengky” (Knowledge Management Manager – PT Excelcomindo Pratama)

Kesimpulan:

Bila saat ini Anda menjadi seorang karyawan hendaknya jangan sampai berkecil hati apalagi kehilangan harapan untuk menjadi Kaya. 5 kiat mengelola gaji ini dapat segera Anda terapkan secara disiplin pada diri Anda. Kunci dari semuanya adalah kemauan untuk memulai. Jadi tingkat keberhasilan Anda diukur sejak Anda memulai. Semakin cepat Anda memulai, maka peluang untuk menjadi Kaya akan semakin dekat dengan Anda.

Bila Anda tertarik dan berminat untuk memiliki buku ini, saya bagikan kepada Anda secara gratis. Caranya tuliskan alamat email Anda pada kolom komentar, dan tunggu konfirmasi berikutnya.
  
Sumber:
  1. Buku “Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya” tulisan Safir Senduk,
  2. Perencana Keuangan 

Tag : Review Buku
6 Komentar untuk "Safir Senduk: 5 Kiat Mengelola Gaji Agar Bisa Kaya Meskipun Anda Sebagai Karyawan"

Silahkan Berikan Komentar Sesuai Topik Yang Sedang Dibahas Sobar Blogger Semua:

Atas kesediaannya dalam memberikan komentar, usul, saran dan masukan saya ucapkan terima kasih!!!

Back To Top